Koleksi "Sukma Jawa Antique" : Batik Tiga Negeri Tjoa Siang Swie |
Kita pasti sudah sering mendengar sebuah cerita klasik mengenai motif tiga negeri. Salah satu maha karya batik dan master piece di zamannya. Sebuah motif yang menggambarkan tiga budaya Tioghoa, Belanda, dan Jawa dengan pewarnaan yang mencerminkan tiga negeri (pada zaman kolonial, daerah di sebut sebagai negeri).
Mengenai latar belakang sejarah daerah yang disebut tiga negeri, beberapa literature mengungkapnya dengan cara yang berbeda, tergantung daerah tempat kain batik tersebut diwarna, mengingat pada tahun 1910-an pembatik pribumi sangat sulit mendapatkan pewarna sehingga harus di warna di berbagai daerah sesuai dengan keahlian masing-masing, untuk mendapatkan hasil terbaik.
Menurut Greg Roberts dalam blog-nya “ North coast Javanese Batik” [1], Batik Tiga Negeri melalui proses pewarnaan alami di tiga daerah yaitu Lasem untuk warna merah ( mengkudu ), kemudian diproses di daerah kudus untuk warna biru (Indigo ) dan terakhir di warna coklat (soga ) khas surakarta. Sementara menurut blog batik pekalongan [2], Pertama, kain batik tiga negeri dibuat di Lasem dengan warna merah seperti merah darah, setelah itu kain batik tersebut dibawa ke Pekalongan dan dibatik dengan warna biru, dan terakhir kain diwarna coklat sogan yang khas di kota Solo. Selain itu Konon menurut para pembatik, air disetiap daerah memiliki pengaruh besar terhadap pewarnaan, dan ini masuk akal karena kandungan mineral air tanah berbeda menurut letak geografisnya.
Hal ini senada seperti yang diungkapkan oleh Wiji Soeharto (63) salah seorang perajin batik Lasem yang tersohor pada tabloid nova [3] warna merah Lasem dikenal dengan sebutan abang getih pitik (merah darah ayam). Warna merah ini sangat khas dan tidak dimiliki oleh daerah lain, sebab, merah ini tercipta tidak semata-mata karena campuran bahan pewarna saja tapi karena ada faktor air tanah di kawasan Lasem ketika proses perwaranaan dilakukan. Air di Lasem ini salah satu yang menjadikan warna merah pada kain batik berbeda dengan warna merah di daerah lain.
Sumber lain menyebutkan bahwa proses pewarnaan batik tiga negeri dilakukan di tiga daerah yaitu Lasem untuk warna merah, warna biru indigo diproses di Tuban yang terkenal dengan tenun gedog-nya, dan Soga di pekalongan mengingat leluhur para pembatik pekalongan mayoritas berasal dari Yogyakarta.
Dengan sentuhan canting yang halus serta motif yang sangat detail, Wajar jika Motif "Tiga Negeri" menjadi motif favourite bagi pembatik di zaman kolonial dan yang paling di cari oleh orang kaya pribumi waktu itu, baik digunakan untuk sandang/jarik, hadiah maupun mas kawin. Dan hingga kini pesona batik tiga negeri masih tetap masyur tak tergerus zaman.
Daftar Pustaka
[4] Perpustakaan Pribadi : Loka Batik