Wednesday, August 3, 2011

Semarang Cultural Event | Tradisi Dugderan - Parade Warak ngendhog


Cuaca terik tak menyurutkan semangat masyarakat kota Semarang untuk menyaksikan parade warak ngendog . Sebagai puncak tradisi dugderan untuk menyambut bulan Romadhon, wajar jika parade warak ngendhog selalu dinanti.



Menurut literatur sejarah Masjid Agung Semarang, Tradisi dugderan diselenggarakan sejak tahun 1881, pada masa Bupati Raden Mas Haryo Purboningrat. Tradisi ini berawal dari pengumuman kanjeng bupati tentang hasil halaqoh alim ulama terkait penetapan awal bulan Romadhon. Bunyi bedug "dug" dan meriam "der" sebagai nama tradisi "dugderan". Warak Ngendhog sendiri adalah simbol dugderan yang bermakna Wira'i (menjauhkan dari hal yang syubhat).